Terima kasih sudah mau mengakhiri dengan baik apa yang telah kamu dan aku mulai. Hatiku sudah lega setelah mendengar keputusanmu. Tidak apa-apa, kali ini aku yakin bisa merelakan mu dengan cara yang lebih baik.
Mulai sekarang aku akan berhenti mendoakanmu. Tidak lagi menyebut namamu dalam setiap munajatku. Supaya aku bisa menghilangkan cintaku kepadamu. Supaya perasaan ini tidak menguasai diriku. Agar perasaan ini tidak lagi bertepuk sebelah tangan.
Aku sudah tidak kecewa, aku menghargai keputusanmu. Aku lega. Terima kasih. Terima kasih sudah pernah baik.
Sama seperti dirimu, aku juga ingin bahagia. Tidak apa-apa jika bahagiamu ternyata bukan aku. Aku banyak belajar darimu.
Setelah ini aku tidak akan membiarkan siapapun dengan mudah masuk ke dalam hatiku, dan rumahku. Aku tidak akan mengizinkan siapa pun menemui ayahku jika tidak benar-benar bertekad menikahiku. Itu salah satu pelajaran paling penting yang aku dapatkan.
Aku harus menanggalkan idealisme bahwa yang berani datang ke rumah bertemu kedua orang tua adalah jodoh. Itu tidak lagi relevan dengan kisah kita. Aku akan melupakan fakta bahwa kamu pernah datang dalam hidupku dengan begitu yakin.
Jadilah tabah, karena tidak semua yang kamu cintai bisa kamu miliki. Termasuk hati dan keputusannya. Terima kenyataan ini yaa. Beberapa hari yang lalu kamu sudah melalui fase bersedih—menolak, marah, menawar, depresi dan sekarang kamu telah berada pada fase penerimaan. Jangan kembali mundur pada fase depresi atau pun marah. Kamu berhak bahagia sebagaimana dia. Selamat jalan. Selamat menemukan kekasihmu yang sesungguhnya.
Sakit ya hatimu? Tidak apa-apa cantik, nanti juga sembuh. Seiring waktu berjalan kamu akan menemukan semangat hidup kembali. Tidak usah terburu-buru sembuh atau membuka hati. Sendiri saja dulu sampai benar-benar hilang sedih dan trauma. Kamu sejak dulu mudah sekali trauma, kali ini semoga tidak lama.
Hidup ini lucu ya? Perasaan ini juga lucu. Dulu tidak ada sama sekali, tapi setelah tumbuh malah dipaksa mati.
Rasanya seperti dipermainkan. Tapi bukankah dunia memang tempatnya bermain main?
*Aku masih belum bisa menghapus percakapan kita. Sedih sekali. Aku belum sekuat itu. Tapi kamu pasti bisa melewati masa-masa ini. Jangan menangis.
So lets play the song—
Jika kau minta aku menjauhHilang dari seluruh memori indahmuKan kulakukan semua walau tak mungkin sanggupBohongi hatiku
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa Namun bolehkah s'kali saja ku menangis? Sebelum kembali membohongi diri
Post a Comment