Rasanya seperti kehilangan satu-satunya teman bercerita. Terlalu banyak hal sepele yang ingin ku ceritakan. Misal hari ini adalah hari pertamaku datang bulan. Seperti biasa desminore selalu menyerang.
Banyak kejadian tidak penting yang konyolnya ingin sekali ku bagikan denganmu. Seperti hari ini saat aku setor tunai ke Bank, tiba-tiba ada telepon masuk dari salah satu driver pengantar barang. Ternyata yang menelepon adalah istrinya. Dia bertanya ada hubungan apa aku dengan suaminya? Dia merasa cemburu karena sang suami sering menggambarku. Mana aku tahu? Yang jelas tidak ada hubungan apa-apa. Menurutmu apakah masuk akal aku menggoda driver berusia 40 tahunan? Aku jawab baik-baik, karena beliau juga bertanya baik-baik. Aku tidak tahu kenapa bisa aku yang dicurigai. Suaminya memang tipe orang yang mudah bergaul dan akrab dengan siapa pun. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena aku memang tidak menggoda siapa pun. Seharusnya satu-satunya orang yang kugoda adalah dirimu ya kan? Hahaha, bercanda.
Hari ini aku nekat menembus derasnya hujan untuk pulang. Hatiku lebih sakit dan lebih kedinginan dari kulit luarku yang tersiram air langit. Aku pikir, kalau tubuhku demam tidak akan ada yang berbeda, toh jiwaku memang sedang sakit.
Kamu mau tahu? Aku berusaha memasak setiap pagi supaya tidak tidur lagi usai salat subuh. Aku suka sekali saat malam, karena aku bisa diam di kamar sampai tertidur tanpa harus membuang energiku untuk berbicara dengan orang lain. Me time yang sederhana ini, aku menyukainya. Di kamar sendirian, tenggelam dalam kesedihan.
Setiap aku keluar dengan kacamata, entah di sekitar sini atau di Weda, aku sering diledek. Tapi katamu hanya sesepele itu seharusnya tidak usah aku pikirkan. Dulu pernah aku bercerita ketika di Ternate beberapa orang meledekku, katamu cuma seperti itu bukan hal penting.
Sepulang dari bank aku beli gantungan baju pesanan ibu. Hmmm, jiwa borosku meronta-ronta. Jadi tidak hanya beli gantungan, aku membeli beberapa barang lainnya.
Banyak sekali hal yang kujadikan catatan supaya tidak selalu mengulangi kesalahan yang sama. Seperti betapa mudah aku terbawa suasana. Perasaanku mudah sekali kacau.
Aku senang kamu meminta maaf. Aku lebih senang jika kamu tahu persis letak salahmu, agar saat memulai kisah yang baru kamu tidak mengulanginya lagi. Begitu pun aku.
Kamu mau aku pergi dan menyerah. Tapi sebenarnya aku tidak melakukan keduanya. Sama seperti saat kamu datang, aku hanya tetap di sini, di tempatku. Seperti orang yang didatangi lalu ditinggal pergi. Hanya bisa termangu.
Aku ingin hatiku sembuh. Aku masih menangis setiap pagi dan malam hari. Entah apa juga yang aku tangisi, kisahku sendiri atau kisah yang melibatkan dirimu. Rasanya sesak sekali. Keinginanku sederhana, hidup bahagia. Aku ingin merasa lega. Bersyukur atas semua hal dalam hidupku.
Semoga keputusanmu adalah keputusan paling tepat untuk kita. Saat kamu memutuskan untuk datang ke dalam hidupku, aku terkejut, begitu pun saat kamu tiba-tiba pergi. Rasanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Semua berlalu begitu cepat sebelum aku sempat mencerna baik-baik situasinya.
Apapun itu, yang terjadi maka terjadilah. Sebenarnya aku penasaran siapa perempuan pilihan keluargamu dan dirimu. Tapi sesuai dengan nasihatmu, aku tidak boleh ikut campur urusan orang lain. Tidak boleh menanyakan hal-hal yang bersifat privat. Aku harus tahu diri dan sadar posisi.
Aku menulis untuk menyembuhkan luka di hatiku. Sebagai ganti dari ekspresi kesedihan agar aku tidak melulu menangis. Aku lemah sekali. Aku benci diriku pada versi ini.
Oh iya, aku pernah bilang ingin merekomendasikan perawatan rambut rontok ya kan? Cari saja di TikTok Lab On Hair. Beli satu paket berisi shampo, ampoule dan hair spray. Aku sih cocok. Kepalaku yang botak mulai tumbuh rambut. Kalau kamu mau, silakan coba.
Post a Comment